[REVIEW] Resident Evil 2 Remake – “Nostalgila!” Nostalgia Dengan Peningkatan Super Gila!

Ibarat sebuah rumah, Resident Evil 2 Remake hadir sebagai sebuah rumah yang kokoh & kuat, dibangun dari titik nol melalui ketelitian talenta-talenta bertangan dingin Capcom. Tentunya semua tak dilakukan dalam sehari semalam saja, ada sebuah proses luar biasa yang dilakukan Capcom melalui keringat & kerja keras yang akhirnya mampu berujung kesuksesan.

Setelah menanti penantian yang begitu panjang, Resident Evil 2 Remake akhirnya resmi meluncur pada tanggal 25 Januari silam dan sukses mencuri hati para fans. Berbagai perombakan “gila” yang disuntikan Capcom pada remake ambisiusnya ini mampu berakhir menjadi sebuah kesukesan luar biasa. Sensasi nostalgia yang tak biasa, itluah yang kami rasakan ketika telah merasakan game ini secara tuntas. Capcom telah berhasil mengimplementasikan beragam konten & mekanisme modern yang mampu beradaptasi di era sekarang tanpa meninggalkan sensasi nostalgia.

Melalui first impression yang kami keluarkan beberapa hari lalu, kami memang telah mengira ini akan jadi sebuah remake yang sangat menarik. Dan seperti yang kami janjikan sebelumnya, kami akan membahas secara tuntas Resident Evil 2 Remake melalui review lengkap kali ini.

Daftar isi

Storyline

Secara garis besar, cerita yang disajikan dalam Resident Evil 2 Remake ini masih sama seperti seri originalnya, tentunya dengan ekstra perombakan di sana-sini yang mampu membuat game ini terasa lebih menarik. Tiap adegan & dialog mampu dirombak oleh Capcom secara manis, tentunya kalian masih akan tetap berperan sebagai Leon & Claire sama seperti seri originalnya.

Salah stu adegan pembuka paling ikonik “Get Down!”

Leon masih merupakan seorang polisi “cupu” yang bertugas di hari pertamanya di RPD, sementara Claire merupakan gadis muda yang terjun ke Raccoon City demi mencari kakaknya yang hilang – Chris Redfield. Leon & Claire harus saling bahu-membahu untuk menemukan masalah di Raccoon City yang telah luluh lantah karena hadirnya para zombie. Dalam perjalanannya, Leon & Claire terpisah karena sebuah kecelakaan, yang pada akhirnya menuntun mereka pada petualangannya masing-masing.

Dalam perjalanannya, Leon akan bertemu dengan Ada Wong yang bertujuan untuk menangkap Annette Birkin – sosok ilmuan dibalik kekacauan di Raccoon City. Sementara Claire akan bertemu Sherry Birkin, seorang anak kecil yang tersesat didalam ganasnya situasi Racoon City saat ini.

Dalam playthrough pertama maupun kedua, kalian tetap akan merasa familiar dengan kedua jenis cerita yang disuguhkan. Bagi kalian yang pernah memainkan seri originalnya, tentu takkan merasakan banyak perubahan jalan cerita, dan untuk tetap mempertahankan sensasi nostalgia, Capcom sama sekali tak mengubah garis besar cerita ini, dari awal hingga akhir.

Tetapi mereka tetap menyuntikan banyak penyesuaian agar remake kali ini terasa lebih menarik ketimbang versi originalnya. Dan yang jelas sangat kami rasakan adalah pendekatan emosional lebih menyentuh yang disuntikan kedalam cerita. Lantas seperti apa saja pendekatan emosional yang disuntikan Capcom? jawabannya jelas dapat kalian temukan dengan memainkan remake ambisius yang satu ini.

Penyesuaian yang Terasa Lebih Cocok

Seperti yang kami bahas pada point sebelumnya, penyesuaian cerita, adegan, & dialog yang dilakukan Capcom terasa lebih masuk akal & jauh lebih menarik. Contohnya adalah, kalian yang telah memainkan seri original tentu sangat familiar dengan pemilik toko Kendo Gun Shop.

Pemilik toko Kendo Gun ternyata merupakan seorang ayah yang penyayang.

Bila di seri originalnya ia hanya membukakan toko dan langsung dihabisi oleh zombie, di remake kali ini ia memiliki sebuah back story yang sangat mengharukan. Dimana ia coba melindungi anaknya yang telah terinfeksi oleh virus, kabar baiknya lagi, ceritannya tersebut akan lebih diexpand melalui DLC Ghost Survivor yang akan dirilis secara gratis pada bulan Februari mendatang.

Nyari pacar? tidak, saya jomblo, saya lagi nyari G-Virus.

Lalu Ada Wong disini ia tak lagi diceritakan dalam perjalanan mencari kekasihnya yang hilang, tetapi menjadi seorang FBI yang ditugaskan untuk mencari Annette Birkin. Tentunya masih ada banyak sekali penyesuaiaan yang dihadirkan, namun tentunya takkan kami jelaskan lebih padat karena akan berpotensi spoiler.

Redesign yang Berujung Manis

Tak hanya penyesuaian dalam segi cerita saja, hal yang paling mencolok bahkan sebelum perilisan adalah redesign yang dilakukan oleh Capcom. Karakter yang hadir dalam remake kali ini terasa sangat cocok dan tak terasa outdated seperti seri originalnya, baik dari segi wajah hingga pakaiannya. Sempat tuai pro & kontra, namun bagi kami penyesuaian ini terasa begitu cocok & berakhir memuaskan.

Familiar?

Kalian dapat melihat Claire yang terlihat begitu manis sekaligus keren dengan jaket merahnya, Leon juga terlihat lebih cocok dengan outfit RPDnya yang baru. Dan yang paling mencolok tentu datang dari Ada Wong yang telihat lebih menawan dengan dress warna merahnya.

Namun bagi kalian yang tetap ingin merasakan sensasi nostalgia yang lebih dalam tetapi tetap tak ingin meninggalkan cita rasa modern, kalian bisa menggunakan kostum klasik. Capcom menyematkan kostum klasik untuk Leon & Claire, namun dengan desain ulang agar terasa lebih cocok & tak outdated. Mereka juga menghadirkan desain original Leon & Claire dari PS1 yang masih terlihat kotak-kotak, namun kostum tersebut merupakan DLC yang hanya bisa diakses dengan PSN edisi khusus.

Tak hanya dari desain karakter saja, map yang dihadirkan juga terasa nostalgic, namun dengan ragam perombakan yang membuat map tersebut terasa lebih imersif. Berbagai environment yang disajikan terasa sangat familiar, namun juga terasa jauh lebih cocok dan mampu suguhkan atmosfir yang lebih mencekam dibanding seri originalnya.

Gameplay

Selain redesign, yang telah lama disoroti sejak pertama kali diumumkan pada ajang E3 2018 lalu tentu datang dari mekanisme gameplaynya. Remake kali ini tentunya akan terasa sangat kurang cocok bila membawa mekanisme gameplay jaman dulu ke era sekarang, oleh sebab itu Capcom coba menyuntikan beragam elemen gameplay Resident Evil yang telah dirilis. Sudut pandang kamera third person yang diimplementasikan terasa sangat imersif, dimana kita dapat melihat lingkungan secara lebih leluasa.

Kombinasi Elemen Gameplay yang Solid

Kami sendiri merasakan ada 3 elemen gameplay yang disuntikan, yaitu Resident Evil 4, Resident Evil 7, dan tentunya Resident Evil 2 original sendiri. Perpaduan ketiga elemen gameplay tersebut mampu mendorong Resident Evil 2 Remake memiliki sebuah gameplay yang padat. Elemen atmosfir horror super mencekam dalam Resident Evil 7 sangat terasa sekali disini, namun hebatnya, Resident Evil 2 Remake ini mampu tampil dengan lebih mencekam & menantang.

Tiada yang lebih hangat selain pelukan Licker.

Elemen survival mampu disuntikan dengan sangat matang, di mode normal/standard saja kalian tak dapat bermain secara asal-asalan, semuanya perlu strategi matang untuk dihadapi. Tentunya management item & pemanfaatan resource jadi sebuah elemen krusial yang membuat kalian harus berfikir secara matang. Seperti pisau contohnya, pisau memiliki sistem durability yang tak dapat kalian pakai secara terus menerus dan dapat rusak. Lalu ketersediaan resource yang tersebar sangatlah terbatas dibarengi dengan slot pouch iventory yang terbatas, membuat kalian harus melakukan management secara bijak.

Ingatlah selalu untuk me manage resource.

Beragam tipe zombie yang dihadirkan terasa sangat mengintimidasi, zombie biasa sekalipun memiliki tingkat ketahanan yang tinggi. Tembakan di kepala untuk zombie biasa takkan efektif, ia akan tetap bangkit hingga kalian mampu melenyapkan kepalanya, namun tentunya hal tersebut akan memakan banyak peluru. Untuk mengakali hal tersebut, kalian dapat membuatnya pincang dengan menembak kakinya, takkan mati memang, tapi lebih efektif ketimbang menghabiskan peluru untuk meledakan kepala.

Tak efektif!

Zombie biasa sudah membuat kewalahan? masih ada banyak tipe zombie yang siap meneror, dan kesemuannya tersebut memiliki berbagai kelemahan berbeda untuk ditundukan. Boss battle yang dihadirkan juga terasa cukup menantang, kalian akan menghadapi berbagai boss battle seperti di versi originalnya, salah satunya adalah William Birkin yang telah termutasi. Dalam mempadupadakan elemen survival horror, kami rasa Resident Evil 2 Remake jadi sebuah remake paling sempurna dengan berbagai unsur gameplay yang terasa sangat “match”.

Apalah Arti RE Tanpa Puzzle?

Resident Evil tanpa puzzle? tentu bagaikan Indomie goreng tanpa telur ceplok, pastilah akan terasa kurang “nendang”. Namun kabar baiknya, Capcom berhasil menyuntikan elemen ini dengan sangat matang, beragam puzzle yang dihadrikan terasa sangat menantang.

Puzzle seperti ini hanya untuk mendapatkan sebuah gunting? thank you Capcom.

Bagi kalian para penggila puzzle, Resident Evil 2 Remake bakal hadir sebagai pemuas dahaga, tiap puzzle memiliki tantangan tersendiri. Ada yang memang menggunakan permainan logika, ada juga yang membutuhkan beragam clue untuk dipecahkan, kesemuanya benar-benar tampil challenging dan terkadang mungkin akan merasa frustasi.

Mode Bonus Super Nostalgia!

Salah satu hal paling memorable setelah kita berhasil menamatkan story Leon & Claire tentu datang dari mode bonusnya. Dalam mode bonus ini kita dapat menggunakan Hunk sebagai The 4th Survivor, dimana ia harus keluar dari RPD secepat mungkin, namun tentunya ia harus berhadapan dengan para zombie ganas dengan jumlah resource yang terbatas.

Welcome back HUNK.

Setelah kalian berhasil menyelesaikan misi Hunk, kalian dapat mengunlock mode Tofu Survivor, dimana kalian dapat berperan sebagai tahu yang menggantikan Hunk. Tahu pertama hanya akan dipersenjatai dengan pisau, tentunya hal ini akan terasa sangat menantang & tak biasa, hal ini juga terasa sangat nostalgic, mengingat di seri originalnya si “Tahu Batang” ini juga hanya bersenjatakan pisau.

Tahu gejrottt!

Namun, uniknya lagi, Capcom juga menyuntikan beberapa hal baru dalam mode ini, diantaranya adalah karakter tahu yang lebih bervariasi dengan spesialisasinya tersendiri. Mulai dari yang hanya bersenjatakan granat, sub machine gun, pistol, hingga yang menggunakan senjata-senjata berat, hal ini tentunya terlihat kocak namun juga terasa sangat menantang.

Dalam dunia pertahuan, hanya ada sedikit tahu gejrot yang mampu melawan zombie.

Visualisasi Menawan

Disongkong dengan RE Engine, Resident Evil 2 Remake mampu suguhkan kualitas grafis yang sangat menawan, tiap detail environment disajikan secara apik. Fog, shadow, texture, reflection, dan lain sebagainya mampu terlihat sangat detail dan mampu membangun suasana yang sangat imersif.

Model karakter yang tersaji juga terlihat realistis, teknologi motion capture yang diimplementasikan dan disongkong RE Engine mampu terlihat menawan. Mimik muka setiap karakter yang ada terlihat sangat natural & meyakinkan, tak jarang karena ekspresi wajah yang detail, sebuah scene emosional yang tersaji mampu membuat kita yang menyaksikannya merasa turut tersentuh.

Tak hanya playable character & para karakter sentral saja, para zombie yang hadir juga memiliki kualitas detail yang apik. Tiap tembakan yang kalian “hadiahkan” pada mereka akan meninggalkan luka yang terlihat realistis, mulai dari efek robekan kulit, efek terbakar/melepuh, hingga efek potongan tubuh, kesemuanya mampu terlihat detail.

ouch……

Soundtrack

soundtrack merupakan salah satu elemen paling penting dalam video game, ia seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sebuah game. Tak hanya hadir sebagai hiasan semata, namun juga guna membangun sebuah suasana yang diusung game itu sendiri. Bila diracik dan disusun dengan tepat, soundtrack mampu menciptakan atmosfir permainan yang lebih dalam, dan Capcom berhasil melakukan hal tersebut.

Hadir suguhkan elemen survival horror yang sangat kental, tentu deretan soundtrack mencekam perlu disematkan, contohnya seperti betapa berbahayanya sosok Tyrant mampu digambarkan dengan sangat cocok melalui backsoundnya. Suara langkahnya yang begitu mengintimidasi, dibalut soundtrack khasnya, membuat tiap kehadirannya benar-benar mampu membuat suasana kian mencekam, dan terkadang membuat pemain merasa panik.

Beragam soundtrack lain yang dihadirkan juga terasa sangat memukau dan mampu membuat suasana permainan terasa jauh lebih imersif.

Conclusion

Resident Evil 2 Remake mampu hadir dengan segudang konten baru yang luar biasa tanpa meninggalkan sensasi nostalgia. Kesempatan menikmati cerita dimasa lalu dengan kemasan yang jauh lebih fresh & tak outdated memberikan sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Berbagai perombakan & penyesuaian Capcom mampu berakhir manis dan membuat Resident Evil 2 terlahir kembali sebagai sebuah maha karya yang wajib dimainkan. Kami sendiri tak ragu untuk menyebut pengalaman ini sebagai sebuah “nostalgila” yang berarti sebuah nostalgia dengan ragam peningkatan super gila.

Tentunya ini merupakan kesempatan yang tepat bagi kalian yang tak sempat mencicipi Resident Evil 2, atau bagi kalian yang ingin merasakan sebuah sensasi nostalgia yang tak biasa. Namun tentunya remake ini tak cocok bagi kalian yang menginginkan durasi permainan super panjang, karena memang Resident Evil 2 Remake ini murni mengikuti cerita versi originalnya, dan tentunya ini jadi salah satu seri Resident Evil yang paling tak bersahabat untuk para pemain pemula karena gameplay mechanismnya yang lebih menantang.